Menurut Bonanza88, revolusi Digital telah terjadi di seluruh bidang, kecil atau besar, perusahaan, organisasi, dan bahkan pemerintah mengandalkan sistem komputerisasi untuk mengelola aktivitas sehari-hari mereka.
Dengan demikian, keamanan dunia maya mulai menjadi fokus utama dalam upaya melindungi data dari berbagai serangan online atau akses tidak sah.
Perubahan berkelanjutan dalam teknologi juga menyiratkan pergeseran paralel dalam tren keamanan dunia maya.
Itu karena berita tentang pelanggaran data, ransomware, dan peretasan kini adalah hal yang umum terjadi.
Untuk membantu meningkatkan kewaspadaan bersama, Bonanza akan mengulas beberapa bahaya keamanan siber yang paling mungkin terjadi.
Berikut adalah tren bahaya keamanan siber teratas untuk tahun 2023.
1) Bangkitnya Peretasan Otomotif
Kendaraan modern saat ini dikemas dengan perangkat lunak otomatis yang menciptakan konektivitas tanpa batas untuk pengemudi.
Seperti cruise control, pengaturan waktu mesin, kunci pintu, kantung udara, dan sistem canggih untuk bantuan pengemudi.
Kendaraan seperti ini menggunakan teknologi Bluetooth dan WiFi untuk berkomunikasi, yang juga membukanya terhadap beberapa kerentanan atau ancaman dari peretas.
Menguasai kendaraan atau menggunakan mikrofon untuk menguping diperkirakan akan meningkat pada tahun 2023 dengan lebih banyak penggunaan kendaraan otomatis.
Kendaraan self-driving atau otonom menggunakan mekanisme yang lebih rumit lagi yang memerlukan tindakan keamanan siber yang lebih ketat.
2) Potensi Kecerdasan Buatan (AI)
Dengan diperkenalkannya AI di semua segmen pasar, teknologi dengan kombinasi pembelajaran mesin ini telah membawa perubahan besar dalam keamanan siber.
AI sangat penting dalam membangun sistem keamanan otomatis, pemrosesan bahasa alami, deteksi wajah, dan deteksi ancaman otomatis.
Sistem deteksi ancaman yang diaktifkan AI dapat memprediksi serangan baru dan memberi tahu admin untuk setiap pelanggaran data secara instan.
Meskipun, itu juga dapat digunakan untuk mengembangkan malware pintar dan serangan untuk melewati protokol keamanan terbaru dalam mengendalikan data.
3) Seluler adalah Target Baru
Tren keamanan siber memberikan peningkatan yang cukup besar (50 persen) untuk malware atau serangan mobile banking pada tahun 2019, menjadikan perangkat genggam kita prospek potensial bagi peretas.
Semua foto, transaksi keuangan, email, dan pesan kita memiliki lebih banyak ancaman bagi individu. Virus atau malware smartphone dapat menjadi ancamana keamanan siber serius di tahun 2023.
4) Cloud Juga Berpotensi Rentan
Dengan semakin banyaknya organisasi yang didirikan di cloud, langkah-langkah keamanan perlu terus dipantau dan diperbarui untuk melindungi data dari kebocoran.
Memang aplikasi cloud seperti Google atau Microsoft masih dilengkapi dengan keamanan yang baik dari sisi developer.
Namun, sisi penggunalah yang bertindak sebagai sumber signifikan untuk kesalahan peretasan oleh perangkat lunak berbahaya dan serangan phishing.
5) Pelanggaran Data
Data akan terus menjadi perhatian utama bagi organisasi di seluruh dunia. Baik itu untuk individu atau organisasi, menjaga data digital adalah tujuan utama saat ini.
Cacat atau bug kecil apa pun di browser atau perangkat lunak sistem Anda merupakan potensi kerentanan bagi peretas untuk mengakses informasi pribadi.
Beberapa negara sudah mulai melakukan langkah-langkah pengetatan perlindungan data.
Seperti Peraturan Perlindungan Data Umum (GDPR) yang diberlakukan mulai 25 Mei 2018, menawarkan perlindungan data dan privasi untuk individu di Uni Eropa (UE).
Demikian pula, Undang-Undang Privasi Konsumen California (CCPA) diterapkan setelah 1 Januari 2020, untuk melindungi hak-hak konsumen di wilayah California.
6) IoT dengan Jaringan 5G: Era Baru Teknologi dan Risiko
Dengan munculnya dan pertumbuhan jaringan 5G, era baru interkonektivitas akan menjadi kenyataan dengan Internet of Things (IoT).
Komunikasi antara banyak perangkat ini juga membukanya terhadap kerentanan dari pengaruh luar, serangan, atau bug perangkat lunak yang tidak dikenal.
Bahkan browser yang paling banyak digunakan di dunia yang didukung oleh Google, Chrome, ternyata memiliki bug yang serius.
Arsitektur 5G relatif baru di industri dan membutuhkan banyak penelitian untuk menemukan celah agar sistem aman dari serangan eksternal.
Setiap langkah jaringan 5G mungkin membawa sejumlah besar serangan jaringan yang mungkin tidak kita sadari.
Di sini pabrikan harus sangat ketat dalam membangun perangkat keras dan perangkat lunak 5G yang canggih untuk mengendalikan pelanggaran data.
8) Ransomware yang Ditargetkan
Tren bahaya keamanan siber penting lainnya yang tampaknya tidak dapat kita abaikan adalah ransomware bertarget.
Apalagi di industri negara maju sangat bergantung pada perangkat lunak khusus untuk menjalankan aktivitas sehari-hari.
Target ransomware ini lebih terfokus, seperti serangan Wanna Cry di rumah sakit Layanan Kesehatan Nasional di Inggris Skotlandia yang merusak lebih dari 70.000 perangkat medis.
Meskipun secara umum, ransomware mengancam untuk mempublikasikan data korban kecuali uang tebusan dibayarkan, namun hal itu dapat mempengaruhi organisasi besar atau negara juga.
9) Perang Dunia Maya yang Disponsori Negara
Sepertinya persaingan untuk supremasi antara kekuatan Barat dan Timur belum akan berhenti dalam waktu dekat.
Misalnya, ketegangan antara AS dan Iran atau peretas China sering menjadi berita di seluruh dunia.
Meskipun aksi serangan seperti ini tak terlalu banyak; mereka memiliki dampak yang signifikan pada acara seperti pemilu.
Bonanza88 yakin pelanggaran data profil tinggi, rahasia politik dan industri akan semakin meningkat untuk tahun 2023.